Equity World Trillium Surabaya – Harga emas dunia bertahan stabil di kisaran $3.859–$3.860 per ons, atau sekitar $35 di bawah rekor tertinggi hari Rabu, setelah reli lima hari berturut-turut. Lonjakan harga emas ini dipicu oleh penutupan pemerintah AS dan data ADP yang lemah, sehingga meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga lagi tahun ini.
Penutupan Pemerintah AS dan Dampaknya ke Pasar Emas
Risiko penutupan pemerintah AS memicu kemungkinan “blackout data resmi”, termasuk penundaan rilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP). Kondisi ini membuat pelaku pasar semakin bergantung pada indikator non-pemerintah untuk membaca arah ekonomi.
Ekspektasi suku bunga lebih rendah dan tekanan pada nilai tukar dolar AS menambah daya tarik emas, yang dikenal sebagai aset safe haven dan lebih diminati saat biaya pinjaman turun.
Kinerja Harga Emas Tahun Ini
Sepanjang tahun 2025, harga emas telah melonjak sekitar 47%, berpotensi mencatat performa tahunan terbaik sejak 1979. Kenaikan ini ditopang oleh:
-
Pembelian emas oleh bank sentral dunia.
-
Lonjakan kepemilikan ETF berbasis emas, dengan inflow terbesar dalam tiga tahun terakhir.
-
Minat investor Tiongkok yang semakin meningkat.
Pada pukul 08:10 waktu Singapura, harga emas spot turun tipis 0,2% ke $3.859,22/ons, sementara Bloomberg Dollar Spot Index bergerak datar. Perak melemah setelah menyentuh level tertinggi 14 tahun, sedangkan platinum dan palladium juga terkoreksi.
Harga Minyak Stabil Setelah Penurunan Tajam
Harga minyak dunia kembali stabil setelah tertekan hampir 7% sepanjang minggu ini. Pasar menunggu hasil pertemuan OPEC+ akhir pekan ini, yang diperkirakan akan memutuskan peningkatan produksi minyak mulai November.
-
Brent diperdagangkan di bawah $66 per barel.
-
WTI mendekati $62 per barel.
-
Data EIA AS menunjukkan persediaan minyak mentah meningkat untuk pertama kali dalam tiga minggu, sementara stok bensin melonjak ke level tertinggi sejak Juni.
Prospek Pasar Minyak: Risiko Oversupply
OPEC+ diperkirakan akan menyetujui tambahan pasokan, meskipun pasar sudah dihadapkan pada potensi surplus global. Beberapa bank Wall Street bahkan memperkirakan harga Brent bisa turun ke $50-an per barel tahun depan jika pasokan terus bertambah.
Selain OPEC+, tambahan pasokan juga datang dari luar kartel. Terminal ekspor Ceyhan di Turki dijadwalkan memuat kargo pertama dari wilayah Kurdistan Irak sejak 2023, setelah adanya kesepakatan arus ekspor bulan lalu.
Disclaimer:
Bertransaksilah dengan Pialang Berjangka PT. EQUITYWORLD FUTURES (EWF) Priority Trillium – Surabaya , Sahid Sudirman Centre Jakarta dan Praxis – Surabaya yang Berada dibawah Naungan Bappebti, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) & Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Bijak dalam menjaga Ketahanan dana. Ilustrasi Informasi Diatas Hanya Untuk Kalangan Internal Terbatas EWF. Mengingat Pesatnya Laju Informasi dan Berita, Ilustrasi Berita ini Tidak Menggambarkan Secara Keseluruhan Kondisi yang Berkembang di Pasar. Perlunya Kroscek dari Pembaca Terhadap Ilustrasi Informasi Diatas Karena Potensi Mis-Interpretasi. Siapapun Dilarang Menggunakan Informasi Diatas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Transaksi. Perdagangan Berjangka Memiliki Resiko Tinggi & Cara Transaksi yang Unik. Anda Dapat Menghubungi Wakil Pialang Berjangka Kami untuk Menerima Informasi Sejelasnya akan Perdagangan Berjangka.
baca berita berita lainnya di news Equityworld Trillium Surabaya
berita terkait
News Maker 23 – Indonesia News Portal for Traders