Harga Perak Naik Setelah Data Ketenagakerjaan Melemah, Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga The Fed Meningkat
Anggota Dewan Gubernur The Federal Reserve, Christopher Waller, kembali menyuarakan dukungan terhadap pemotongan suku bunga lebih awal pada bulan Juli. Dalam pidatonya di Federal Reserve Dallas, Waller menegaskan bahwa efek inflasi akibat tarif kemungkinan hanya bersifat sementara dan menekankan bahwa kebijakan pemotongan suku bunga ini tidak bermuatan politik.
Waller, yang disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed pada 2026, menyampaikan beberapa poin penting dalam pandangannya:
Poin Utama dari Pernyataan Waller:
-
Kenaikan tarif memang dapat mendorong harga, namun dampaknya hanya satu kali dan tidak signifikan.
-
Bank sentral sebaiknya tidak terlalu bereaksi terhadap inflasi berbasis tarif.
-
Tingkat pengangguran saat ini berada di sekitar level jangka panjang yang dianggap sehat.
-
Kebijakan suku bunga saat ini terlalu ketat dan dapat mulai dilonggarkan tanpa mengganggu stabilitas ekonomi.
Harga Perak Menguat, Namun Masih Terkoreksi Secara Mingguan
Harga perak naik pada hari Jumat, setelah data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan harapan pasar terhadap pemotongan suku bunga oleh The Fed. Selain itu, pengumuman kebijakan tarif baru juga mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti perak.
Namun demikian, harga perak tetap mencatat penurunan mingguan sekitar 0,1%, disebabkan oleh:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Perak:
-
Penguatan Dolar AS:
-
Indeks dolar AS mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir, didorong oleh ekspektasi kebijakan suku bunga tinggi dari The Fed.
-
Dolar yang kuat membuat perak lebih mahal bagi pembeli internasional, sehingga menekan permintaan global.
-
-
Kekhawatiran Permintaan Industri Global:
-
Tarif baru AS dianggap menurunkan permintaan industri global, termasuk logam industri seperti perak.
-
Perak banyak digunakan di sektor elektronik dan energi terbarukan, sehingga sangat sensitif terhadap pelemahan aktivitas manufaktur dan perdagangan global.
-
-
Peran Ganda Perak:
-
Perak tetap menjadi aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi, sekaligus logam industri penting.
-
Karena peran ganda ini, harga perak cenderung lebih fluktuatif dibandingkan emas.
-
Outlook Harga Perak ke Depan
-
Jika ketegangan dagang meningkat dan permintaan industri semakin melemah, harga perak berpotensi kembali turun.
-
Namun, data ekonomi makro yang stabil dan langkah dovish The Fed bisa menjadi katalis positif yang mendukung harga perak dalam jangka pendek.
Kesimpulan:
Dengan sinyal dovish dari The Fed dan munculnya kembali ketegangan perdagangan global, perak mendapatkan dukungan sebagai aset lindung nilai. Namun, tekanan dari dolar AS yang kuat dan permintaan industri yang lesu tetap menjadi risiko utama bagi harga perak dalam waktu dekat.
Disclaimer:
Bertransaksilah dengan Pialang Berjangka PT. EQUITYWORLD FUTURES (EWF) Priority Trillium – Surabaya , Sahid Sudirman Centre Jakarta dan Praxis – Surabaya yang Berada dibawah Naungan Bappebti, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) & Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Bijak dalam menjaga Ketahanan dana. Ilustrasi Informasi Diatas Hanya Untuk Kalangan Internal Terbatas EWF. Mengingat Pesatnya Laju Informasi dan Berita, Ilustrasi Berita ini Tidak Menggambarkan Secara Keseluruhan Kondisi yang Berkembang di Pasar. Perlunya Kroscek dari Pembaca Terhadap Ilustrasi Informasi Diatas Karena Potensi Mis-Interpretasi. Siapapun Dilarang Menggunakan Informasi Diatas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Transaksi. Perdagangan Berjangka Memiliki Resiko Tinggi & Cara Transaksi yang Unik. Anda Dapat Menghubungi Wakil Pialang Berjangka Kami untuk Menerima Informasi Sejelasnya akan Perdagangan Berjangka.
baca berita berita lainnya di news Equityworld Trillium Surabayaberita terkait
